DUA NIKMAT DIMANA MANUSIA BANYAK TERTIPU KARENANYA

Posted: 5 Maret 2010 in ADAB, AKHLAK DAN NASIHAT

Hadits Kesembilan Puluh Tujuh (Riyadus Shalihin):

“Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Ada dua nikmat dimana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan waktu luang’.” (Diriwayatkan Bukhari)

Penjelasan:
Pengarang An-Nawawi-mengutip hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada dua nikmat dimana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” Atau banyak orang yang tertipu dengan dua jenis nikmat yang diberikan kepada mereka, yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan. Demikian itu karena jika manusia sehat, dia mampu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan mampu meninggalkan apa yang dilarang Allah, lapang dada, dan hatinya tenang. Begitu juga orang yang bisa melakukan sesuatu adalah orang yang mempunyai kesempatan dan waktu luang.

Ketika manusia dalam keadaan sehat dan waktu luang, kadang dia justru banyak tertipu karena kebanyakan waktunya berlalu sia-sia tanpa faidah. Begitu juga tatkala kita dalam keadaan sehat walafiat dan luang, kita justru banyak menyia-nyiakan waktu. Akan tetapi, kita tidak tahu bahwa kita tertipu sewaktu didunia. Kita akan tahu bahwa kita tertipu tatkala ajal menjemput dan pada hari kiamat.

Dalil yang menunjukkan masalah ini adalah firman Allah,
“(Demikian keadaaan orang orang kafir itu), hingga apabila kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang salih terhadap yang telah aku tinggalkan …” (Al Mukminun: 99-100)

Di dalam ayat lain Allah berfirman,
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; Lalu ia berkata, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang orang yang salih ?’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menagguhkan (kematian) seorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Munaafiquun: 10-11)

Memang kenyataannya banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa membawa manfaat bagi kita maupun orang lain. Kita tidak akan menyesali masalah ini, kecuali jika ajal tiba. Setiap manusia berharap agar dia diberi kesempatan walaupun hanya satu menit untuk kembali kedunia, akan tetapi hal itu tidak akan dikabulkan.

Ada diantara manusia yang tidak kehilangan kedua nikmat (kesehatan dan kesempatan) ini dan ada pula diantara mereka yang telah kehilangan kesempatan dan kesehatan itu sebelum meninggal. Ada diantara mereka yang sakit hingga tidak bisa melaksanakan apa yang diwajibkan Allah padanya, dadanya sempit dan merasa capek. Ada diantara mereka yang sibuk mencari nafkah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya sehingga banyak kewajiban yang terlewatkan.

Maka dari itu, bagi orang yang berakal, dia harus menggunakan kesempatan, kesehatan, dan waktu luang untuk ketaatan kepada Allah semampunya. Jika seorang yang bisa membaca Al Qur’an, hendaklah dia memperbanyak bacaan Al Qur’an. Jika dia tidak bisa membaca Al Qur’an, hendaklah dia memperbanyak zikir kepada Allah, jika seseorang tidak bisa beramar ma’ruf dan bernahi mungkar serta tidak bisa memberikan pertolongan kepada saudara-saudaranya dengan kebaikan, maka hidupnya akan sia-sia. Orang berakal adalah orang yang menggunakan kesempatan, yaitu kesempatan diwaktu sehat dan luang.

Dalam hadits ini terdapat beberapa pelajaran:

Pertama, dalam hadits ini terdapat dalil bahwa nikmat Allah itu bertingkat-tingkat, sebagian nikmat ada yang lebih besar dari sebagian yang lain. Nikmat Allah yang paling besar diberikan kepada manusia adalah nikmat Islam karena banyak orang yang telah tersesat dari nikmat Islam ini. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“… Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu …” (Al Maidah: 3)

Jika manusia tahu bahwa Allah telah memberi nya nikmat Islam dan melapangkan dadanya untuk menerimanya, maka ini merupakan nikmat yang terbesar.

Kedua, nikmat akal . Jika anda melihat orang yang tidak waras akalnya , anda dapati dia tidak lurus dalam perilakunya. Mungkin berperilaku buruk kepada dirinya sendiri, atau kepada istrinya ,dan sebagainya, sehingga nikmat akal juga termasuk nikmat yang paling besar.

Ketiga, nikmat keamanan dalam negara . Ini juga termasuk nikmat yang paling besar. Kita ambil contoh orang –orang sebelum kita, mereka sangat ketakutan tinggal di negeri ini hingga kita mendengar bahwa jika ada salah seorang dari mereka keluar untuk mengerjakan shalat shubuh, dia harus membawa pedang karena takut ada orang yang menyerangnya. Nikmat keamanan tidak ada yang menandinginya, kecuali nikmat Islam dan akal.

Keempat, kehidupan yang melimpah di negeri kita ini yang datang dari berbagai macam tempat. Rumah kita penuh dengan rezeki sehingga kita harus bersyukur kepada Allah atas nikmat yang besar ini . kita harus taat kepada Allah sehingga Allah memberikan kepada kita tambahan nikmat karena Allah berfirman,

“Dan (ingatlah juga ), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab–Ku sangat pedih” (Ibrahim : 7)

(Syaikh Muhammad Al Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin, Darul Falah, Jilid 1, hal 561)

Tinggalkan komentar