PENJELASAN HADITS: “SALING BERWASIATLAH KALIAN TENTANG WANITA DENGAN BAIK” DAN PENGERTIAN “BENGKOK” DALAM HADITS INI

Posted: 8 Juli 2011 in ADAB, AKHLAK DAN NASIHAT

Disebutkan dalam sebuah hadits, “Saling berwasiatlah kalian tentang wanita dengan baik, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sedangkan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas,” dst. Mohon penjelasan makna hadits dan makna “tulang rusuk yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas’”

Jawaban:

Ini adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh asy-Syaikhani (al-Bukhari dan Muslim) dalam masing masing kitab Shahih mereka, dari Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam. Dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

” Saling berwasiatlah kalian tentang wanita dengan baik, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk,  dan sesunggugnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka nasehatilah para wanita dengan baik.” [(HR al-Bukhari Kitab an-Nikah (5186)]

Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menasehati kaum wanita dengan baik, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzhalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam,“Saling berwasiatlah tentang wanita dengan baik.”

Hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sebagaimana dikatakan oleh Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bahwa tulang rusuk yang paling mudah bengkok adalah yang paling atas.

Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk, itulah tulang rusuk yang paling bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits lain dalam ash-Shahihain.

“Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bisa menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita).”  [(HR. Al Bukhari, kitab al-Haidh (304) dan Muslim, kitab al-Iman (80)]

Maksudnya bahwa ini penetapan Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam yang disebutkan dalam ash-Shahihain dari hadits Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Makna “kurang akal” dalam sabda Nabishalallahu ‘alayhi wasallam adalah bahwa persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian seorang laki laki.

Sedangkan makna “kurang agama” dalam sabda beliau adalah bahwa wanita itu kadang selama beberapa hari dan beberapa malam tidak shalat, yaitu ketika sedang haidh dan juga saat nifas. Kekurangan ini merupakan ketetapan Allah pada kaum wanita sehingga wanita tidak berdosa dalam hal ini.

Maka hendaknya wanita mengakui hal ini sesuai dengan petunjuk nabi shalallahu ‘alayhi wasallamwalaupun ia berilmu dan bertaqwa, karena nabi shalallahu ‘alayhi wasallam tidak berbicara berdasarkan hawa nafsunya, tapi merupakan wahyu yang diwahyukan Allah kepadanya, lalu beliau sampaikan kepada ummatnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm:4)

Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah juz 5 hal. 300-301, Syaikh Ibn Baz.

Fatwa Fatwa Terkini, (Al-Fatawa Asy-Syariyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram), Darul Haq, Jil. 1, hal.518

Tinggalkan komentar